MAKALAH
METROLOGI INDUSTRI
Disusun
Oleh :
1.
Faiz
Ananda Muzakky (2016-21-201-010)
2.
Rian
Sufandi (2016-21-201-0**)
3.
Yusuf
Alimatea (2016-21-201-0**)
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang devinisi (batasan) metrologi industri.
Kami juga mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini
dapatbermanfaat bagi semua pihak untuk mendalami tentang arti dari pembangkit
lisrik tenaga diesel.
Merauke,
Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ..................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. .................... iii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.......................................................... .................... iv
RUMUSAN MASALAH..................................................... .................... iv
TUJUAN............................................................................... ..................... v
BAB II PEMBAHASAN
A. METROLOGI............................................................................... ..................... 1
B. BATASAN
METROLOGI.......................................................... ..................... 1
C. PENGETAHUAN
PENUNJANG DALAM MEMPELAJARI METROLOGI INDUSTRI 2
D. BEBERAPA
ISTILAH PENTING DALAM PENGUKURAN ..................... 2
E.
KONSTRUKSI UMUM ALAT UKUR...................................... ..................... 3
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................... ..................... 6
B.
SARAN................................................................................... ..................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ..................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metrologi secara umum dapat dikatakan sebagai ilmu yang
mempelajari masalah pengukuran. Pengukuran di sini hanya yang berkaitan erat
dengan perindustrian. Dalam bidang perindustrian biasanya banyak melibatkan
ilmu pengetahuan keteknikan. Pengukuran di bidang keteknikan itu tidak hanya
menyangkut pengukuran panjang saja, tetapi juga menyangkut pengukuran
suara/bunyi, getaran, tekanan, tegangan, gaya, puntiran, usaha, kecepatan
aliran zat cair dan temperatur. Buku ini tidak akan membicarakan secara
menyeluruh mengenai jenis pengukuran seperti yang telah disebutkan diatas. Akan
tetapi lebih dipersempit lagi pada masalah-masalah: geometris suatu produk,
pengukuran panjang dengan berbagai bentuk, pengukuran sudut dengan berbagai
bentuk, dan disinggung pula sedikit mengenai kontrol kualitas. Karena
penggunaan kata metrologi ini akan dikaitkan dengan masalah geometris produk
industri maka akan lebih tepat lagi kalau istilah metrologi lebih di khususkan
lagi dengan istilah Metrologi Industri. Dengan pengertian metrologi industri
tidak hanya semata-mata ilmu pengukuran. Akan tetapi, pengertian metrologi
industri lebih mengkhususkan pada pengukuran geometris suatu produk dengan cara
dan alat yang tepat sehingga hasil pengukurannya mendekati kebenaran dari
keadaan yang sesungguhnya. Untuk dapat melakukan proses pengukuran dengan tepat
maka setiap orang, apalagi mereka yang bekerja di bidang keteknikan tidak bisa
tidak harus mempelajari metrologi industri. Yang dipelajari dalam metrology
industri tidak hanya menyangkut cara menggunakan alat ukur saja, tetapi juga
mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah
pengukuran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud metrologi?
2.
Pengertian batasan metrologi?
3.
Apa saja Pengetahuan Penunjang Dalam Mempelajari Metrologi
Industri?
4.
Ada Beberapa Istilah Penting Dalam Pengukuran?
5. Apa saja Konstruksi
Umum Alat Ukur
C.
Tujuan Mempelajari Metrologi Industri
Mengapa metrologi industri harus
dipelajari, khususnya bagi mereka yang bergerak di bidang industri?
Secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan mempelajari industri idealnya adalah menguasai
selukbeluk pengukuran sehingga bila di aplikasikan dibidang perindustrian akan
diperoleh hasil/produk yang presisi dengan biaya yang semurah mungkin.
Dapat juga dikemukakan
disini bahwa tujuan mempelajari metrologi industri adalah:
1.
Dapat mengelola laboratorium pengukuran baik yang ada di
industri maupun dibengkel kerja pada pendidikan ketrampilan teknik.
2.
Dapat menggunakan dan membaca skala alat-alat ukur dengan tepat
dan benar.
3.
Dapat menentukan dan memilih alat-alat ukur yang tepat sesuai
dengan bentuk dari obyek yang akan diukur.
4.
Dapat mengkalibrasi dan memelihara alat-alat ukur sehingga
alatalat ukur tetap terjamin ketepatannya bila digunakan untuk pengukuran.
5.
Memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber penyimpangan
pengukuran dan dapat menentukan bagaimana caranya mengurangi seminimal mungkin
penyimpangan tersebut.
6.
Dapat merendahkan biaya inspeksi semurah mungkin dengan
penggunaan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien.
7. Dengan menguasai
pengetahuan tentang kontrol kualitas, maka dapat membantu peningkatan
produktifitas hasil kerja, baik hasil kerja dibidang pendidikan ketrampilan teknik
maupun dibidang peridustrian.
Dan tujuan dari ini makalah ini
untuk menambah nilai dari mata kuliah “Metrologi Industri”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metrologi
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah
disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di
bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Metrologi mencakup tiga hal
utama:
1.
Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang
diterima secara internasional (misalnya meter)
2.
Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode
ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)
3.
Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan
dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan
itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan
standar panjang di laboratorium standar)
B. Batasan Metrologi
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah pengukuran.
·
Pengukuran di sini hanya yang berkaitan erat dengan
perindustrian.
·
Dalam bidang perindustrian biasanya banyak
melibatkan ilmu pengetahuan keteknikan.
Pengukuran di bidang keteknikan
itu tidak hanya menyangkut pengukuran panjang saja, tetapi juga menyangkut
pengukuran suara/bunyi, getaran, tekanan, tegangan, gaya, puntiran, usaha,
kecepatan aliran zat cair dan temperatur.
Dalam modul ini tidak akan
membicarakan secara menyeluruh mengenai jenis pengukuran seperti yang telah
disebutkan diatas. Akan tetapi lebih dipersempit lagi pada masalah-masalah:
geometris suatu produk, pengukuran panjang dengan berbagai bentuk, pengukuran
sudut dengan berbagai bentuk, dan disinggung pula sedikit mengenai kontrol kualitas.
Karena penggunaan kata metrologi ini
akan dikaitkan dengan masalah geometris produk industri maka akan lebih tepat
lagi kalau istilah metrologi lebih di khususkan lagi dengan istilah Metrologi
Industri.
Metrologi industri tidak hanya
semata-mata ilmu pengukuran.Akan tetapi, pengertian metrologi industri adalah
lebih mengkhususkan pada pengukuran geometris suatu produk dengan cara dan alat
yang tepat sehingga hasil pengukurannya mendekati kebenaran dari keadaan yang
sesungguhnya.
Yang dipelajari dalam metrologi
industri tidak hanya menyangkut cara menggunakan alat ukur saja, tetapi juga
mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah
pengukuran.
C. Pengetahuan Penunjang Dalam
Mempelajari Metrologi Industri
Ilmu pengetahuan lain yang dapat
menunjang dalam mempelajari metrologi industri antara lain adalah matematik,
fisika dan statistik.
D. Beberapa Istilah Penting Dalam
Pengukuran
Ada beberapa istilah yang sering terkait
dalam masalah pengukuran antara lain yaitu: ketelitian, ketepatan, ukuran
dasar, toleransi, harga batas, kelonggaran.
1.
Ketelitian (Accuracy) > Makin dekat atau kalau mungkin persis sama
antara hasil pengukuran dengan harga dari benda yang diukur, maka hal ini
dikatakan semakin teliti atau dengan kata lain ketelitiannya tinggi.Semakin
kecil kesalahan sistematis ini maka proses pengukuran yang dilakukan seseorang
semakin teliti.
2.
Ketepatan (Precision). > Apabila seseorang
melakukan pengukuran terhadap suatu obyek dengan cara berulangulang dan
diperoleh hasil yang hampir sama dari masing-masing pengukuran bila
dibandingkan harga rata-rata pengukuran yang berulang-ulang tersebut, maka
dikatakan proses pengukuran itu mempunyai ketepatan yang tinggi. Dasar untuk
menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah adalah
besarnya kesalahan yang timbul yang dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah
“kesalahan rambang”. Jadi, pengukuran dikatakan mempunyai ketepatan yang tinggi
apabila pengukuran itu dilakukan secara berulangulang dengan cara yang sama
dimana hasil dari masing-masing pengukuran tadi mendekati sama dengan harga
rata-rata dari keseluruhan hasil.
3.
Ukuran Dasar (Basic Size). > Ukuran dasar
merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi.
4.
Toleransi ( Tolerance). > Dalam proses pembuatan
suatu produk banyak faktor yang terkait didalamnya, misalnya faktor alat,
operator dan proses pembuatannya. Oleh karena itu ukuran yang diperoleh tentu
akan bervariasi. Variasi ukuran ini ada batasnya dan batas-batas ini memang
diperhatikan betul menurut keperluan. Batas-batas ukuran yang direncanakan
tersebut menunjukkan variasi ukuran yang terletak diatas dan dibawah ukuran
dasar (basic size). Dengan adanya variasi hargaharga batas ini maka
komponenkomponen yang dibuat dapat dipasangkan satu sama lain sehingga fungsi
dari satuan unit komponen tersebut terpenuhi. Toleransi merupakan perbedaan
ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan sehingga dari perbedaan ukuran ini
dapat diketahui dimana ukuran dari komponen-komponen yang dibuat itu terletak.
Besarnya toleransi merupakan selisih dari ukuran maksimum dan minimum.
5.
Harga batas (Limits).> Harga batas adalah ukuran
atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu komponen, di atas
dan di bawah ukuran besar (basic size).
6.
Kelonggaran (Clearance). > Kelonggaran merupakan
perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan komponen lain di mana
ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih kecil dari pada ukuran
terkecil dari komponen yang lain.
E. Konstruksi Umum Alat Ukur
Yang membedakan alat ukur satu dengan
alat ukur lainnya adalah konstruksinya. Komponen utama
yang membentuk suatu alat ukur
yaitu: sensor, pengubah dan penunjuk/pencatat.
1. Sensor
Sensor adalah “peraba” dari alat
ukur, yaitu yang menghubungkan alat ukur dengan benda ukur.
2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang
terpenting dari alat ukur, melalui isyarat dari sensor diteruskan, diubah
terlebih dahulu sebelum diteruskan kebagian lain dari alat ukur.
1.
Pengubah mekanis. > Prinsip kerja dari pengubah
alat ukur mekanis adalah Berdasarkan prinsip kerja Kinematis yang meneruskan
serta mengubah gerakan (biasanya gerakan translasi) menjadi gerakan lain
biasanya torsi.
2.
Pengubah mekanis optis. > Beberapa alat ukur
menggunakan prinsip kerja gabungan yaitu pengubah mekanis dan pengubah optis.
Pengubah mekanis biasanya berupa batang kinematis yang berfungsi untuk
memperbesar perubahan gerakan dari Silinder pengukur menurut perbandingan jarak
antara kedua ujung batang terhadap engselnya. Pengubah mekanis ini akan
menyebabkan perubahan kemiringan suatu kaca yang berfungsi sebagai pemantul
cahaya.
Bila perbandingan jarak antara kedua
ujung batang kinematis terhadap engselnya adalah 20:1, sedangkan perbandingan
jari-jari skala dengan engsel dan ujung dari kaca pemantul adalah 50:1, maka
pembesaran total dari alat ukur adalah :
Ø Pembesaran
mekanis : 1 x 20 x 1 = 20 satuan
Ø Pembesaran
optis : 50 x 2 = 100 satuan
Ø Pembesaran
total : 20 x 100 = 2000 satuan
Faktor pembesaran 2 dari sistem optik adalah
berasal daripengaruh perubahan kemiringan kaca pemantul.
a) Penunjuk /
Pencatat
Penunjuk atau pencatat adalah
bagian dari alat ukur yang mana nilai dari hasil pengukuran ditunjukkan atau
dicatat.
Bagian penunjuk dapat
dikategorikan menjadi 2 macam :
a) Penunjuk
berskala
b) Penunjuk
berangka (digital)
b) Alat ukur
linier
Contoh alat ukur panjang / linier
al:
a.
Mistar ukur
i.
Mistar baja
ii.
Mistar gulung
b.
Mistar Geser
i.
Mistar Geser standard
ii.
Mistar geser ketinggian
iii.
Mistar geser kedalaman
c.
Mikrometer
i.
Inside Micrometer
ii.
Outside micrometer
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah pengukuran.
·
Pengukuran di sini hanya yang berkaitan erat dengan
perindustrian.
·
Dalam bidang perindustrian biasanya banyak
melibatkan ilmu pengetahuan keteknikan.
Pengukuran di bidang keteknikan
itu tidak hanya menyangkut pengukuran panjang saja, tetapi juga menyangkut
pengukuran suara/bunyi, getaran, tekanan, tegangan, gaya, puntiran, usaha,
kecepatan aliran zat cair dan temperatur.
Ada beberapa istilah yang sering
terkait dalam masalah pengukuran antara lain yaitu: ketelitian, ketepatan,
ukuran dasar, toleransi, harga batas, kelonggaran.
Ketelitian (Accuracy) , Ketepatan (Precision), Ukuran Dasar (Basic Size), Toleransi
( Tolerance), Harga batas (Limits), Kelonggaran (Clearance).
Yang membedakan alat ukur satu
dengan alat ukur lainnya adalah konstruksinya. Komponen utama
yang membentuk suatu alat ukur
yaitu: sensor, pengubah dan penunjuk/pencatat.
SARAN
Kami dari kelompok 1 mengharapkan kritik
& saran dari dosen akan makalah “BATASAN
DEFINISI METROOGI INDUSTRI” mengenai kekurangan dan bahkan kekurang dari materi
diatas, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Drijarkara, A. P,
Ghufron Z., (2005), Metrologi: Sebuah Pengantar, Pusat Penelitian
Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI)
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's 충주 출장안마 Cherokee Casino & Hotel - Find Casinos 제천 출장샵 Near 여수 출장샵 You, Find 군포 출장샵 The Best Pay Per Head Harrah's Cherokee Casino & Hotel, Harrah's 수원 출장마사지 Cherokee,